اَلإلَهُ (al-Ilah)
Dibahas dari segi bahasa
Kata terdiri atas tiga huruf: Hamzah, Lam, Ha’. Kata ini diulas dalam kamus-kamus bahasa Arab sebagai berikut:
- اََلَهْتُ إلى فُلانٍ (alahtu ila fulan) = Aku cenderung kepada fulan.
- اَلِهَ الّرََجُلُ يَاْلَهُ(Alihar-rajulu – ya’lahu) = Orang itu mengharapkan seseorang yang mampu menolongnya, kerana ditimpa oleh suatu musibah.
- اَلِهَ الَّرَجُلُ إلَى الَّرَجُلِ(Alihar-rajulu ilar-rajuli) = Orang ini mencari seseorang itu, kerana sangat rindu kepadanya.
- اَلِهَ الَفَصِيلُ (Alihal fashilu) = Anak kuda (atau sebagainya) tidak mahu berpisah daripada induknya.
- اَلَهَ، اِلَهَةً، اُلُوهَةً(Alaha, Ilahatan, Uluhatan) = Mengabdi— Pengabdian.
- اِلهٌ(Ilah), adalah pecahan dan kata لَاهَ، يَلِيهُ، لَيْهاً(Laha — Yalihu — Laihan = Berlindung— Lindungan.
Dan penjelasan di atas, dapatlah dimengerti bahwa kata Alaha, Ya’lahu, Ilahatan bererti menyerahkan atau mentitipkan diri supaya selamat dan terjamin. Untuk mendapatkan keselamatan atau jaminan itu, ada syaratnya.
Dan kata (al-Ilah) berarti (al-Ma’bud) = Pelindung, Penjamin dan sebagainya.
Maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan:
- Adapun yang mendorong seseorang berta-alluh (berbakti, mengabdi dan sebagainya), adalah keinginan yang sangat mendesak. Tak seorang pun akan menjatuhkan martabatnya di depan orang lain tanpa mengharapkan sesuatu daripadanya, baik dari segi moral ataupun material.
- Adalah sifat manusia menghormati bahkan menjunjung tinggi pihak yang dapat diharapkan pertolongan dan jasa-jasa baiknya, atau yang dianggapnya sebagai lebih tinggi martabatnya, atau lebih gagah perkasa.
- Pada umumnya, setiap keinginan seseorang yang dipenuhi oleh seseorang lain dari sesamanya secara wajar, melalui prosidir yang berlaku di alam yang tampak di depan mata dan masuk akal serta tidak mustahil dilakukan oleh manusia, takkan mendorong orang untuk beribadah kepadanya sebagai sesembahan. Sebagai contoh:
Seorang yang sudah lama melalui temuduga pekerjaan ke sana ke sini untuk nafkah rumahtangga dan supaya tidak menjadi beban di atas bahu masyarakat sekitarnya, yang akhirnya dengan susah payah dan melalui banyak liku-liku, diterima oleh suatu syarikat. Betapapun besarnya terima kasih orang itu kepada si majikan, takkan terguris di benaknya untuk menjadikannya sebagai sesembahan. Ia takkan berbuat demikian, sebab dia tahu cara untuk mendapatkan pekerjaan atau nafkah yang akan memenuhi keperluan rumahtangganya itu. Sekali-kali dia takkan menyembah sesuatu, kecuali yang akan disembahnya itu maha gagah perkasa dan kekuasaannya tak dapat dibayangkan batasnya apalagi dicapai dengan pancaindera. Kerana itulah, kata المَعْبُد(al Ma’bud) sebagai prediket yang maknanya mencakup Pelindung, yang dirindukan dan mencakup erti segala sifat keagungan. - Adalah sifat manusia — tanpa kecuali — bahwa dengan rasa rindu dan penuh harapan, ia menuju sesuatu yang menurut keyakinannya akan sanggup dan mampu memenuhi keinginannya. mampu membela dan menyelamatkannya di kala ditimpa suatu derita atau musibah dan dapat juga menenangkan hatinya bila gelisah.
Kini jelaslah sudah, bahwa kecenderungan untuk memberikañ prediket اَلإله(al-Ilah) kepada اَلْمَعْبُودُ (al-Ma’bud), sesembahan atau yang disembah itu, tak lain adalah kerana Dia:
- Dapat memenuhi keinginan sepenuhnya.
- Maha Pelindung.
- Maha Penenang.
- Mempunyai kekuasaan yang mutlak dan keagungan yang tiada tara serta tiada bandingannya.
- Maha Gagah Perkasa, yang oleh kerananya dapat menyelesaikan dan mengatasi segala sesuatu dan dapat juga memberikan perlindungan dan keselamatan dari segala bencana yang menimpa. Selain itu, dapat juga mententeramkan batin.
- Suatu Zat yang ghaib dari pancaindera dan suatu rahsia yang tak terjangkau oleh pandangan atau fikiran manusia, Zat yang dirindukan dan dituju oleh setiap insan.
Pendapat orang jahiliah tentang (al-Ilah):
Setelah ditinjau dan segi bahasa baiklah kini ditinjau dan segi pendapat orang jahiliah, Arab ataupun lainnya, mengenai اَلأُلُوهِيَّةُ(ULUHIYAH), iaitu Ketuhanan, yang oleh kerananya. Muhammad diutus dan diberikan sebuah kitab suci (al-Quran) oleh الإله(al-IIah) itu, sebagai bantahan dan penyuluhan yang gambelang dan asli.
Pendapat orang jahiliah baik dahulu mahupun sekarang tentang Ketuhanan itu dijelaskan oleh al Quran. Antara lain sebagai berikut:
وَاتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِّيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا
10. Dan mereka memperbanyakkan tuhan selain Allah dengan harapan untuk mendapatkan pertolongan dan perlindungan mereka. Q. 19 :8 1.
وَاتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ
11. Dan mereka memperbanyakkan tuhan selain Allah dengan harapan untuk mendapatkan pertolongan dari mereka. Q.36:74.
Menurut ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa keyakinan orang jahiliah, baik dahulu mahupun sekarang terhadap sesembahan sesembahannya itu, sebagai pelindung yang dapat menyelamatkan dan menolong dari segala bahaya dan kesulitan, baik yang menimpa diri mahupun lainnya Padahal:
فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ مِن شَيْءٍ لِّمَّا جَاء أَمْرُ رَبِّكَ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ
12. Maka sesembahan-sesembahan mereka selain Allah itu, sedikitpun tiada berguna ketika azab Tuhanmu menimpa. Malah justeru menambahkan kepayahan mereka. Q. 11:101.
وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ لاَ يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ أَمْواتٌ غَيْرُ أَحْيَاء وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
13. Dan sesembahan-sesembahan mereka selain Allah itu, tiada mampu menciptakan barang sesuatupun, malah diciptakan. Mereka sebagai mayat-mayat di dalam kubur, tiada mereka mengetahui bila mereka dibangkitkan kelak. Sesungguhnya, Tuhan kalian itu, satu. Q.l6:20-22.
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
14. Jangan mempertuhankan selain Allah, sebab tiada Tuhan selain Dia. Q.28:88.
وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ شُرَكَآءَ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
15. Dan mereka yang menyeru sesembahan-sesembahan selain Allah itu, hanyalah meyakini sesuatu dugaan belaka, tiada kebenarannya. Q. 10:66.
Ayat-ayat tersebut menjelaskan beberapa masalah, antara lain:
- Semua sesembahan selain Allah itu, oleh orang-orang jahiliah hanya di kala mereka menderita atau dirtimpa oleh musibah.
- Bahwa sesembahan-sesembahan tersebut, tidak hanya dari bangsa jin atau malaikat, tetapi juga dari manusia yang sudah mati sebagaimana telah dijelaskan oleh ayat yang ertinya: Mereka adalah makhluk-makhluk yang sudah mati, bukan yang masih hidup. Dan mereka pun tidak tahu bilakah mereka dibangkitkan (dihidupkan kembali). Q.16:21.
- Mereka sangka bahwa sesembahan-sesembahan selain Allah itu, dapat mendengar seruan dan mengijabahinya (mengabulkan) dan sanggup menolong.
Sehubungan dengan keterangan tersebut, perlu anda ketahui dahulu difinisi doa atau seruan dan Ijabah pengabulan yang diharapkan seseorang dari al-Ilah (Tuhan). Iaitu, misalkan, orang yang dahaga, tentu menyeru pelayan supaya membawakan air minuman. Atau seorang yang sakit, tentu mengharapkan pertolongan doktor. Seruan orang yang dahaga kepada pelayan dan seruan penderita sakit kepada doktor, tidak bererti sebagai doa yang sama seperti yang ditujukan kepada al-Ilah (Tuhan), juga tidak bererti bahwa mereka anggap pelayan dan doktor sebagai dua ilah (tuhan masing-masing). Sebab apa yang dilakukan itu, baik oleh pelayan dan doktor adalah wajar menurut aturan yang berlaku di dunia ini, dan tidak dimonopoli seseorang pun. Akan tetapi, apabila mereka berseru kepada manusia yang terkubur dalam tanah (mayat), atau sebuah patung dan lain-lain benda yang dianggap keramat atau berkhasiat secara ghaib, sebagai ganti pelayan atau doktor yang dapat membawakan air minum atau mengubati, maka jelaslah sudah bahwa mereka telah memperilahkan (mempertuhankan) mayat, atau patung dan benda benda lainnya yang dianggapnya sebagai keramat itu. dengan keyakinan mereka memiliki kekuasaan seperti kekuasaan Allah yang mutlak, kekuasaan di luar hukum alam itu.
Dan tidak mungkin orang tadi memanjatkan doa (menyeru) untuk mendapat pertolongan kepada sesuatu sesembahan, melainkan berdasarkan keyakinan, bahwa yang dimohoni atau diserui itu, mutlak kekuasaannya dan perkasa yang dapat melanggar aturan alam yang berlaku sejak dahulu hingga akhir zaman serta dapat mengubah hukum sebab dan akibat mahupun hukum yang berlaku di luar alam ini, baik melalui prosidir mahupun tidak:
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُم مِّنَ الْقُرَى وَصَرَّفْنَا الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا آلِهَةً بَلْ ضَلُّوا عَنْهُمْ وَذَلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا يَفْتَرُونَ
16. Dan sesungguhnya telah Kami (Allah) binasakan beberapa negeri di sekelilingmu dan Kami (Allah) beri keterangan-keterangan supaya mereka kembali ke jalan yang benar. Dalam pada itu, mengapa sesembahan-sesembahan yang mereka anggap mampu mendekatkan diri kepada Allah itu tidak menolong? Malah tidak datang. Memang tidak ada sama sekali. Mereka hanyalah diada-adakan belaka. Q.46: 27-28.
وَمَا لِي لاَ أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ءََأََتَّخِذُ مِن دُونِهِ آلِهَةً إِن يُرِدْنِ الرَّحْمَن بِضُرٍّ لاَّ تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلاَ يُنقِذُونِ
17. Mengapa aku tidak menyembah Zat yang menciptakan aku dan yang kepadaNya kamu semua dikembalikan. Mengapa aku mengadakan sesembahan-sesembahan selain Allah itu, sedangkan jika Allah yang Maha Pemurah itu menghendaki kemudharatan bagiku, tiada mereka dapat membela atau menyelamatkan aku? Q.36:22-23.
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
18. Dan orang-orang yang mengada-adakan pelindung selain Allah berkata: Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya kami didekatkannya kepada Allah sedekat-dekatnya. Q.39 :3.
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلآءِ شُفَعَآؤُنَا عِندَ اللّهِ
19. Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat membawakan kemudharatan mahupun kemanfaatan bagi mereka. Dan mereka berkata: Mereka itulah membela kami di hadapan Allah. Q.10:18.
Menurut ayat-ayat tersebut, dapatlah diketahui bahwa orang orang jahiliah itu tidak berpendapat bahwa uluhiyah (Ketuhanan) itu, terbahagi sama rata atau tidak di antara sesembahan-sesembahan mereka. Malah, mereka yakin benar akan adanya satu sesembahan yang dikenal dengan sebutan Allah s.w.t. dalam bahasa Arab.
Adapun kepercayaan orang-orang jahiliah terhadap sesembahan-sesembahan selain Allah itu, hanyalah dalam batas kewenangan Uluhiyah (Ketuhanan) Allah, dimana Allah akan menerima pujukan mereka. Kerananya mereka anggap akan tercapai maksud mereka dan mendapat manfaat serta terhindar dari mudharat. Dengan kefahaman demikian, mereka letakkan sesembahan-sesembahan itu sejajar dengan Allah s.w.t. di sektor Uluhiyah (Ketuhanan).
Jelaslah, barangsiapa menganggap sesuatu, baik itu manusia, mahupun jin dan malaikat sebagai pemberi syafaat (grasi) di sisi Allah, lalu memanjatkan doa, meminta pertolongan dengan upacara dan sajian atau tidak menurut istilah jahiliah, bahwa ia telah mempertuhankan sesembahan itu dan dijadikannya sebagai suatu ilah.[1]*
وَقَالَ اللّهُ لاَ تَتَّخِذُواْ إِلهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلهٌ وَاحِدٌ فَإيَّايَ فَارْهَبُونِ
20. Dan Allah berfirman: Jangan mengadakan dua Tuhan. Sesungguhnya Tuhan itu, hanyalah satu. Dan Akulah yang seharusnya kamu taati (tunduki). Q.16:51.
وَلاَ أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلاَّ أَن يَشَآءَ رَبِّي
21. Dan aku tidak takut pada apa yang kamu persekutukan dengan Dia (Allah) itu. kecuali bila Tuhanku menghendaki sesuatu. Q.6:80.
إِن نَّقُولُ إِلاَّ اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوَءٍ
22 Kami kira engkau sedang diganggu oleh sebahagian sesembahan-sesembahan kami. Q.11:54.
Dari tuturan ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa orang-orang jahihah dulu dan sekarang sangat takut pada sesembahan-sesembahan mereka. Maka mereka adakan berbagai upacara sajian-sajian dan lain-lainnya untuk sesembahan-sesembahan itu. Dengan tujuan mendapatkan keredhaan dan tidak dimurka, dimana kemudian mereka timpakan berbagai malapetaka, seperti penyakit, bencana alam, hama dan lain-lain sebagainya yang mengakibatkan kerugian dalam harta benda dan jiwa raga.
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَهًا وَاحِدًا لاَّ إِلَهَ إِلاَّ هُو
23. Mereka menjadikan orang-orang alim dan pendita mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah dan mempertuhankan al-Masih putera Maryam. Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Q.9:31.
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
24. Apakah engkau sudah melihat orang yang mempertuhankan nafsunya. Kiranya dapatkah engkau memimpinnya? Q.25 :43.
وَكَذَلِكَ زُيَّنَ لِكَثِيرٍ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلاَدِهِمْ شُرَكَآؤُهُمْ
25. Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka membayangkan kepada orang-orang musyrik, seolah-olah baik membunuh anak-anaknya… Q.6:137.
أَمْ لَهُمْ شُرَكَؤُا شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ
26. Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu Tuhan, dimana mereka membuat aturan-aturan bertentangan dengan ketentuan Allah? Q,42:21.
Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui, bahwa kata (al-llah) mempunyai beberapa makna yang lain daripada yang telah diertikan di halaman-halaman lalu. Iaitu, tidak terguris di benak mereka bahwa sesembahan-sesembahan itu menguasai hukum alam. Dan yang dipertuhankan itu, hanya beberapa oknum manusia atau diri sendiri. Tetapi tidak disejajarkan dengan yang dimohoni, atau yang dapat membawakan manfaat dan mudharat, melindungi dan menyelamatkan. Melainkan dipertuhankan sebagai yang berhak menentukan aturan-aturan yang harus ditaati, dilaksanakan apa yang dihalalkan dan meninggalkan apa yang diharamkan. Dianggapnya mereka berhak menyuruh dan melarang semahu diri tanpa mengendahkan ketentuan-ketentuan lain yang harus diutamakan, seperti norma-norma alamiah dan insaniah.
Adapun ayat 31 dari surat Taubah (9) menuturkan tentang orang-orang Yahudi dan Nasrani mempertuhankan para alim ulama dan pendita mereka di samping Allah sebagai Tuhan seru sekalian alam, sebagai dijelaskan dalam sebuah Hadis Nabi s.a.w. menurut riwayat Tarmizi dan Ibnu Jarir:
Ketika Rasulullah s.a.w. membaca ayat tersebut, berkatalah Adi bin Hatim yang dahulunya memeluk agama Nasrani: “Ya Rasulullah, kami tak pernah menyembah mereka !“
“Tetapi mereka halakan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan olehNya. Dan kamu taati. Dengan demikian kamu sembah mereka,” jawab beliau.
Ayat kedua (Q.25-43) sudah jelas maksudnya. laitu, barang siapa mengutamakan pendapat atau fikirannya sendiri dan menolak pendapat atau fikiran pihak lain yakni berkepala batu, maka jelaslah ia telah mempertuhankan dirinya. Adapun kedua ayat berikutnya (Q.6:137 — Q.42:21), walaupun yang tertulis adalah syuraka yakni sekutu-sekutu sebagai ganti Tuhan, namun persekutuan tersebut hanya pada sektor Uluhiyah dengan Allah s.w.t. Maka nyatalah dari kedua ayat tersebut, bahwa barang siapa — individu mahupun kelompok dan golongan — menerima suatu cara hidup dari siapapun dan dari manapun tidak berlandaskan ketentuan-ketentuan Allah atau bertentangan dengannya, bertentangan dengan norma-norma alamiah dan insaniah, maka jelaslah telah menyekutukan pihak itu dengan Allah s.w.t. dalam Uluhiyah dan Rububiyah. Dan pasti hancur binasa takkan tertolong.
Kesimpulan tentang Uluhiyah (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Penjelasan-penjelasan yang lalu mengenai kata al-Ilah bila diteliti satu dengan yang lain saling menjalin:
- Orang yang menganggap sesuatu sebagai pelindung atau penolongnya, dapat menghilangkan penderitaan dan memenuhi keinginannya, mengabulkan permohonan dan dapat menimpakan mudharat dan melimpahkan manfaat kepadanya di luar hukum alam, ia menganggap sesuatu itu sebagai berkuasa juga atas aturan alam ini sebagaimana Allah berkuasa.
- Begitu juga bila ia takut pada sesuatu dan taat padanya serta yakin, bahwa kemurkaannya akan mendatangkan malapetaka dan keredhaannya akan melimpahkan rahmat baginya. Ini disebahkan keyakinan, bahwa yang ditakuti dan ditaati itu, menguasai aturan atau hukum alam ini.
- Orang yang memanjatkan doa kepada selain Allah memohonkan untuk keinginannya, padahal ia beriman terhadap Allah s.w.t., maka mendorong untuk ia berbuat demikian, adalah keyakinannya, bahwa yang dimohoni itu sekutu Allah dalam Uluhiyah (Ketuhanan). Begitu juga, orang yang tunduk pada aturan yang bertentangan dengan kitabullah (norma-norma alamiah/insaniah), jelaslah bahwa ia telah mengakui kemutlakan kekuasaan pembuat aturan itu.
Adapun inti Uluhiyah (Ketuhanan) itu:
Kemutlakan kekuasaan atas segala sesuatu di alam semesta ini atas bumi dan seluruh langit serta semua isinya. Kemutlakan kekuasaan atas pembuatan hukum dan aturan. Maka, mahu. tidak mahu, harus tunduk dan menyesuaikan diri dengan ketentuan ketentuan (norma-norma alamiah dan insaniah) buatan Allah Tuhan seru sekalian alam itu.
وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَآءِ إِلَهٌ وَفِي الْأَرْضِ إِلَهٌ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ
27. Dan Dialah Tuhan di langit dan Tuhan (juga) di bumi. Dan Dialah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Q.43:84.
أَفَمَن يَخْلُقُ كَمَن لاَّ يَخْلُقُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ
28. Apakah Zat yang menciptakan itu sama dengan yang tidak menciptakan? Mengapa kamu tidak memperhatikan? Q.16: 17
وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ لاَ يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ
Dan apa yang mereka seru selain Allah itu tiada menciptakan apa-apa. sedangkan mereka sendiri diciptakan. Q.16 :20.
إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Tuhan kamu hanyalah satu… Q.16:22.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
29. Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Apa ada pencipta selain Allah yang dapat memberimu rezeki dari langit dan bumi (menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman) Tiada Tuhan selain Dia Maka di manakah akalmu. Q 35: 3
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُم مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللّهِ يَأْتِيكُم بِهِ
30. Katakanlah (hai Muhammad): Bagaimana keadaan kamu jika Allah mencabut pendengaran, dan penglihatan serta menutup kalbu-kalbumu (akal), apa ada Tuhan selain Allah yang berkuasa mengembalikan kepadamu? Q.6:46.
وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَاءٍ أَفَلَا تَسْمَعُونَ قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِن جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
31. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Bagi Nyalah segala puji di dunia dan akhirat, dan bagiNyalah segala penentuan dan hanya kepadaNyalah kamu dikembalikan.
Katakanlah: Apa pendapatmu sekiranya Allah menjadikan malam buat selama-lamanya hingga ke Hari Kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang sanggup memberikan cahaya kepadamu, tidakkah kamu mendengar?
Katakanlah: Apa pendapatmu sekiranya Allah menjadikan siang pula tetap buat selama-lamanya hingga ke Hari Kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang sanggup mendatangkan malam untuk merehatkan diri, tidakkah kamu memperhatikan? Q.28: 70-72.
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِن شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُم مِِن ظَهِيرٍ وَلَا تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ عِندَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ
32. Katakanlah (hai Muhammad): Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah. Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarah pun di langit mahupun di bumi. Dan mereka tidak mempunyai saham sedikitpun dalam penciptaan langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagiNya.
Dan tak bergunalah syafaat itu di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkanNya memperoleh syafaat itu…. Q.34 :22-23.
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى
33. Dia (Allah) menciptakan seluruh langit dan bumi dengan sungguh-sungguh dan menggantikan siang dengan malam dan menggantikan malam dengan siang dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan Q.39:5.
خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنْ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِن بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
34. Dia menciptakan kamu seorang diri, kemudian Dia jadikan daripadanya pasangannya (lawan jantina) dan Dia menurunkan untuk kamu lapan jenis ternak berpasangan. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu dengan proses demi proses dalam tiga lapis (kegelapan). Yang berbuat demikian, adalah Allah Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan, tiada Tuhan selain Dia. Maka bagaimana kamu dipalingkan? Q.39:6.
أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ السَّمَاء مَاءً فَأَنبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَّا كَانَ لَكُمْ أَن تُنبِتُوا شَجَرَهَا ءََإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ أَمَّن جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ءَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ الْأَرْضِ ءَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ أَمَّن يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَن يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ أَمَّن يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاء وَالْأَرْضِ ءَإِلَهٌ مَّعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
35. Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan hujan dari langit untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang indah permai, yang kamu sekali-kali tak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya. Apakah ada tuhan lain selain Allah itu? Memang mereka adalah manusia yang menyimpang dari kebenaran. Atau siapakah yang menjadikan bumi sebagai tempat berdiam (tinggal) dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya dan yang menjadikan gunung-gunung (mengukuhkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut (antara air sungai dan air laut)? Apakah ada tuhan yang lain di samping Allah? Memang kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Atau siapakah yang memperkenankan (mengijabahi) orang yang dalam kesulitan bila ia berdoa kepadaNya dan yang menghilangkan kesusahan (penderitaan) dan yang menjadikan kamu menguasai bumi? Apakah ada tuhan yang lain di samping Allah? Sedikitpun kamu tidak sedar.
Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa yang mendatangkan angin sebagai khabar gembira sebelum kedatangan rahmatNya (hujan)? Apakah di samping Allah itu ada tuhan yang lain? Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan itu!
Atau siapakah yang memulai menciptakan makhluk, lalu mengulanginya (makhluk yang turun-temurun) dan siapa yang memberimu rezeki dari langit dan dari bumi? Apa ada tuhan yang lain selain Allah? Katakanlah (hai Muhammad): Bawakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu benar. Q.27: 60-64.
اَلَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا وَاتَّخَذُوا مِن دُونِهِ آلِهَةً لَّا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا يَمْلِكُونَ مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُورًا
36. Yang kepunyaanNyalah kerajaan langit dan bumi. Dan Dia tidak beranak dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran masing-masing sebagaimana mestinya.
Kemudian mereka mengada-adakan tuhan-tuhan selain daripadaNya yang tuhan-tuhan itu tidak dapat menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak mampu menolak kemudharatan dari dirinya dan tidak pula dapat mengambil sesuatu kemanfaatan pun dan kuasa atas kematian mahupun kehidupan ataupun pembangkitan. Q.25 :2-3.
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُن لَّهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ذَلِكُمُ اللّهُ رَبُّكُمْ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
37. (Dia) Pencipta seluruh langit dan bumi. Mungkinkah Dia beranak padahal tidak beristeri? Dan Dia menciptakan segala sesuatu serta mengetahui kesemuanya.
Itulah Allah Tuhan kalian, bukan Tuhan selain Dia. Maka sembahlah Dia, kerana Dialah yang berwenang atas segala sesuatu. Q.6:101-102
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِّلّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُواْ إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً
38. Banyak di antara manusia yang memperbanyakkan saingan bagi Allah. Mereka cintai sebagaimana mencintai Allah. Tetapi orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Allah. Sekiranya mereka yang tidak benar itu menyaksikan azab akibat kecerobohannya sendiri, akan tahulah betapa mutlaknya kekuasaan Allah itu. Q.2:165
قُلْ أَرَأَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ
39. Katakanlah (hai Muhammad): Apa sebenarnya yang kamu seru selain dari Allah itu, tunjukkanlah padaku apa yang mereka ciptakan di bumi. Atau adakah bagi mereka bahagian dari langit?… Q.46:4.
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَومِ الْقِيَامَةِ
Tiada yang lebih sesat daripada orang yang menyeru selain dari Allah, iaitu yang sampai kiamat pun takkan menyahut seruannya.. Q.46:5.
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
40. Kalau kiranya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain dari Allah, sudah tentu keduanya menjadi rosak binasa. Sebab itu, Maha Suci Allah yang mempunyai singgahsana dari apa yang mereka katakan itu.
Dia (Allah) tidak ditanyai tentang apa yang diperbuatNya, tetapi mereka ditanyai (tentang apa yang mereka perbuat). Q.21 :22-23.
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِن وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ
41. Allah tiada beranak satupun dan tiada satupun tuhan besertanya. Seandainya ada tentulah masing-masing tuhan menguasai ciptaannya dan satu sama yang lain bersaing….Q.23:91.
قُل لَّوْ كَانَ مَعَهُ آلِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذًا لاَّبْتَغَوْا إِلَى ذِي الْعَرْشِ سَبِيلاً سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوًّا كَبِيرًا
42. Katakanlah (hai Muhammad): Seandainya ada tuhan-tuhan selain Allah menurut yang mereka katakan, nescayalah mereka menuju kepada yang mempunyai Arasy (yang Maha Kuasa).
Maha Suci lagi Maha jauh dari apa yang mereka katakan itu. Q.17:4
Dari keterangan seluruh ayat di atas, dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa Uluhiyah (Ketuhanan) dan Sulthah (Kekuasaan) berjalinan antara satu dengan yang lain dan tak terpisahkan. Sebab, tiada beza erti keduanya: Maka barangsiapa tidak mutlak kekuasaannya, bukanlah Tuhan.
Adapun yang patut dianggap sebagai Tuhan. Yang menduduki singgahsana kekuasaan yang mutlak atas seluruh alam semesta, langit, bumi serta seluruh isinya. Yang demikian ini hanyalah Allah s.w.t. PadaNya tergantung seluruh keinginan makhluk. Maka adalah palsu prediket ketuhanan bagi sesuatu yang tidak mutlak kekuasaannya dan tidak tergantung padanya keinginan-keinginan seluruh makhluk. Malah justeru bertentangan dengan logik dan kenyataan.
Ayat-ayat tersebut dan ayat-ayat lainnya dari al-Quran menjelaskan kemutlakan kekuasaan Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa sebagai berikut:
(1) Memenuhi keinginan/keperluan seluruh makhluk dan menghilangkan kemudharatan, melindungi dan memberikan petunjuk (hidayah), menyoroti dan menolong, membela dan mengenakan (mengabulkan). Mungkin anda menganggap mudah pelaksanaan semua itu. Padahal tidak. Sebab, hubungannya sangat erat sekali dengan kekuatan yang menguasai urusan seluruh makhluk dan menguasai serta mengatur tata-surya atau alam semesta itu. Sekiranya anda perhatikan cara memenuhi keinginan/keperluan anda sehari-hari, tentu akan anda anggap mustahil akan terwujud tanpa melalui berbagai proses oleh langit dan bumi dengan kerjasama secara rumit dan berliku-liku yang tidak diketahui kecuali oleh sarjana-sarjana kawakan. Seteguk air yang anda minum itu, atau sesuap nasi yang anda inginkan setiap hari takkan mencapai bibir anda sebelum dikelola terlebih dahulu oleh matahari dan tanah, udara dan lautan. Maka jelaslah, bukan suatu kekuasaan yang terbatas yang akan dapat memenuhi kehidupan anda, tetapi kuasa yang mutlak. Iaitu yang lebih dahulu menciptakan langit dan bumi, menggerakkan semua planet-planet dan bintang-bintang, mengatur jalur lintas angin dan menurunkan hujan. Dengan kata singkat, menguasai seluruh aturan alam semesta.
(2) Kekuasaan mutlak tersebut tak dapat dibahagikan, sebagai membahagikan tugas suatu pemerintahan di bumi ini antara menteri-menteri. Umpamanya, penciptaan makhluk-makhluk diserahkan kepada si A. Pembahagian rezeki diserahkan kepada si B. Matahari dikendalikan si C. Dan bumi dikuasai D. Tugas penciptaan dan pengadaan dikuasai satu pihak, penyakit dan penyembuhan di tangan pihak kedua, hayat dan mati dikuasai pihak ketiga. Seandainya demikian halnya dunia ini, akan selamanya kacau-bilaulah. Maka adalah suatu keharusan demi kestabilan dan kelancaran hidup dan kemakmuran, pucuk pimpinan di satu tangan. Demikianlah aturan dan tata-tertib alam semesta ini pada hakikatnya.
(3) Apabila kekuasaan tersebut di satu tangan, tiada lain tangan turut campur, maka tak dapat dibantah bahwa Ketuhanan yang Maha Esa itu, adalah khusus bagi yang menciptakan alam semesta ini, iaitu Allah Rabbul-alamin. Tiada barang satupun sebagai sekutu di sampingNya. Sebab itu, selain Dia (Allah) tiada yang dapat menolong dan mengabulkan doa anda, melindungi dan membela, membawakan manfaat dan mudharat dan lain-lain. Maka dalam segala hal, bukan Tuhan selain Allah. Dan dengan dalih apapun, tak mungkin ada Tuhan selain Dia, seperti mengabulkan doa, menguasai hukum alam, atau hukum sebab dan akibat dan mengubah kebijaksanaanNya. Begitu juga pengenaan syafaat (grasi/dispensasi) tergantung pada kehendak dan iradatNya. Tiada daya mahupun wibawa siapapun yang dapat menganugerahkan syafaat atau grasi itu, kecuali dengan seizinNya.
(4) Di antara kelaziman kekuasaan yang mutlak itu ialah Kegagah-perkasaan, dimana segala masalah mahu tidak mahu — kembali kepadanya. Jika tidak, maka sebahagian dari masalah-masalah itu, akan pindah ke tangan banyak.
Jika Allah yang menentukan tata-surya dan menguasai seluruhnya, tanpa satu pembantu pun.
Jika Allah yang memberikan rezeki, di mana tiada satupun turut mengurusinya.
Jika semua itu sedemikian rupa, maka adalah tuntutan akal yang sihat dan logik yang tepat serta sikap yang adil, menerima cara hidup kita daripadaNya. Tiada satu alasan pun untuk menolak atau mengubahnya.
Sebagaimana takkan dapat mengijabahi doa seseorang selain Allah s.w.t., tiada yang memenuhi dan melindunginya di daerah kerajaan dan kekuasaanNya, di bumi dan di langit, maka adalah suatu kesalahan besar yang sangat merugikan orang yang melanggar ketentuan-ketentuan Allah (norma-norma alamiah/insaniah), baik dalam tingkah-laku mahupun dalam pembuatan undang-undang dan peraturan.
Masalah penciptaan dan pembahagian rezeki, hidup dan mati, pengerahan matahari dan bulan, pergantian siang dan malam, qadha dan kudrat, kekuasaan dan pemilikan, perintah dan aturan, serta hukum sebab dan akibat, adalah anekaragam dan dinamik kekuasaan yang tunggal dan tak terbahagi-bahagi itu. Kerana itu, barangsiapa mengharuskan ketaatan kepada selain Allah s.w.t., tunduk pada aturannya yang bertentangan dengan ketentuan Allah (norma-norma alamiah/insaniah), maka ia berlaku sebagai orang musyrik seperti halnya penyembah berhala, memanjatkan doa kepadanya dan mengharapkan pertolongan dan bantuannya. Begitupun penguasa yang bersikap diktator, menganggap dirinya berkuasa mutlak dalam erti politik, maka anggapannya itu seperti anggapan Firaun tentang dirinya, dimana dia mengatakan dirinya sebagai tuhan seraya berkata kurang-lebih artinya:
“Akulah pemimpin dan penguasa tertinggimu, menjamin kehidupan dan keinginanmu, bukankah Mesir ini milikku dan sungai-sungai sebagai dasar kehidupan mengalir di bawah kekuasaanku?” dalam erti yang di luar hukum alam.
Berulang kali al-Quran menjelaskan, bahawa tiada sesuatupun yang pernah mendampingi Allah dalam menciptakan semua makhluk, mentakdirkan segala sesuatu dan mengurusi alam semesta ini sebagaimana juga tiada yang menyertai Dia dalam mengurusi hakNya itu. Demikian ini bererti, bahawa Ketuhanan yang Maha Esa itu, mengukuhkan kekuasaan dan hak milik yang mutlak sekaligus. Maka konsekwensi mengesakan TUHAN ialah, tidak menyekutukan barang sesuatupun dengan Allah dalam masalah atau urusan-urusan tersebut di atas tadi. Demikian ini dijelaskan dalam al-Quran, antara lain:
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ
43. Katakanlah: Ya Allah, ya Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau beri kerajaan kepada yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan menghinakan orang yang Engkau kehendaki…. Q.3:26.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ
44. Katakanlah: Aku berlindung pada Tuhan manusia, Raja manusia, sesembahan manusia. Q.114:1-3.
يَوْمَ هُم بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِّمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
45. Manakala mereka telah menghadap kenyataan, tiada barang satupun tersembunyi bagi Allah dari mereka. Kini, bagi siapa kerajaan itu’? Ialah, bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa lagi Gagah Perkasa. Q.40 :16.
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
46. Dan mereka pun tidak mengendahkan Allah scbagaimana mestinya, padahal bumi berikut seluruh isinya berada di genggamanNya di Hari Kiamat dan seluruh langit tergulung di kananNya. Maha Agung lagi Maha Suci Dia Allah) dan apa yang mereka persekutukan dengan Dia itu. Q.39:67.
Dalam salah satu khutbah. setelah membacakan ayat tersebut dengan semangat menyala-nyala, sambil menggenggam kedua tangannya dan mengayunkannya ke kanan dan ke kiri, Rasulullah saw. berkata, Allah mengagungkan diriNya seraya berfirman:
“Akulah sang Maha Kuasa. Akulah yang Maha Mulia lagi Maha Gagah Perkasa.”
Pada saat itu, mimbar menjadi goyang kerana gerakan beginda yang sangat keras, sehingga dikhuatirkan terkulai bersama.
Dalam masalah ini perlu diketahui akan adanya dua macam syafaat
1. Syafaat yang diyakini dimana ada kekuatan atau wewenang bagi pemberi syafaat itu sehingga dapat memaksa Allah mengabulkan.
2. Dan syafaat yang serupa dengan surat permohonan yang disertai sikap kelembutan dan kerendahan hati serta tanpa paksaan.
Barangsiapa menganggap salah seorang atau makhluk lain sebagai atau serupa yang pertama maka ia telah mempersekutukannya dengan Allah dalam sektor Uluhiyah (Ketuhanan) dan mempertuhannya. Anggapan yang demikian inilah, yang disanggah keras oleh Allah s.w.t. Adapun syafaat yang seperti kedua itu sifatnya, tidak dibantah. Seperti syafaat para Nabi umpamanya, syafaat para syuhada dan orang orang saleh Dikabulkan Allah atau tidak itu wewenang Allah sendiri. ↑